Ulasan Buku : Menentukan Arah

“Menikah tidak seperti bentuk impian-impian yang lain yang kita miliki. Mimpi kita mungkin bisa kita wujudkan sendiri tapi dengan menikah. Untuk mewujudkannya, kita butuh orang lain.

Orang lain yang asing, yang mungkin tidak kita kenal dan kira sebelumnya. Orang lain yang kemudian dengan yakinnya bersedia mewujudkan impian itu dengan kita.

Ada dua kehidupan yang kemudian berjalan bersama-sama. Ada dua impian yang kemudian diwujudkan bersama. Dan orang-orang yang menikah, telah berhasil menemukan titik temu di antara mereka.”

Menentukan Arah. Sebuah buku hasil karya Kurniawan Gunadi dan isterinya Aji Nur Afifah. Atas permintaan yang hangat daripada pembaca buku dan peminat karya Kurniawan Gunadi,  buku ini telah tiga kali diulang cetak iaitu dua kali pada tahun 2016 dan sekali pada tahun 2017. Buku ini mengisahkan bagaimana Kurniawan Gunadi bertemu dengan isterinya dan membangun kerajaan cinta bersama.  Sebelum kita luncur lebih jauh, suka untuk saya perkenalkan serba sedikit tentang penulis.

Kurniawan Gunadi

Beliau lahir daripada sebuah keluarga pendidik di kota kecil bernama Purwerejo di antara pinggiran Jawa Tengah dan Yogyakarta. Pada tahun 2014, beliau telah berjaya menamatkan pendidikannya di ITB dan menjadi seorang graduan jurusan Desain Produk. Beliau sangat aktif menulis dan karya pertama beliau telah dilancarkan pada bulan Ramadhan 2014. Karya tersebut pernah jatuh ke tangan Aji Nur Afifah Hasna, seorang pembaca dan juga peserta di Forum Indonesia Muda dan akhirnya mereka menjadi sepasang suami isteri.

Aji Nur Afifatul Husna

Beliau merupakan seorang perempuan berkaca mata dan memakai gelaran pena Aji Nur Afifah. Keluarga dan teman rapatnya lebih gemar memanggil gelaran ‘Apik’ yang bererti baik. Beliau banyak mengisi masa lapangnya dengan aktiviti sosial dan kemasyarakatan bersama sahabat-sahabatnya sejak tahun 2013 dan juga aktif dengan beberapa organisasi kampus. Setelah tiga tahun, beliau berjaya menamatkan pendidikan S-1 di Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya. Kecintaannya pada dunia menulis sejak dari kecil membuatkan beliau aktif menulis di blog namun beliau berasa segan untuk menerbitkan tulisannya. Akhirnya Kurniawan Gunadi hadir menjadi peneman hidupnya dan berjaya membantunya menerbitkan sebuah buku pertamanya tentang pernikahan mereka.

Tentang Buku

Bagi saya, buku ini agak lain daripada buku penceritaan tentang pertemuan dan pembinaan sebuah keluarga. Buku ini tersusun baik bab demi bab bermula daripada nasihat orang tua mereka sehingga mereka berjaya mewujudkan impian mereka bersama. Setiap bab diselang-seli penulisannya  oleh mereka berdua, menjadikan buku ini dapat dibaca dan dilihat dari sudut pandang lelaki dan perempuan dalam menemukan rasa dan menjalin bahagia. Buku ini juga sarat dengan nasihat dan pengalaman penulis namun ditulis dengan susuan ayat yang sangat lunak dan terasa indah apabila dibaca.

“Pernikahan bagi kami adalah ibadah yang tidak pernah berhenti. Segala sesuatu yang kami lakukan semoga adalah bentuk ketundukan kami kepada Allah, termasuk pernikahan yang ingin kami dimaknai sebagai ibadah.  Menikah bukan hanya tentang menghalalkan pacaran atau soal pencapaian eksistensi pribadi, lebih dari itu. Pernikahan adalah upaya menyempurnakan separuh agama, berarti berjuang untuk masuk ke dalam dimensi yang lebih tinggi dan meniatkan semuanya karena Allah. Menikah tak pernah sederhana karena konsekuensi yang ditimbulkan akan banyak sekali.  Tidak hanya berdampak untuk dua orang. Tetapi menikah adalah soal membangun peradaban baru, tidak pernah main-main. Tetapi jika semuanya diniatkan ibadah, semoga lelahnya juga karena Allah. Sebab semuanya karena Allah dan semata-mata untuk Allah.”

Saranan Membaca

Buat pertama kalinya saya membaca buku seperti ini, saya rasakan bahawa buku ini sangat elok jika dapat dibaca oleh orang yang akan bernikah atau yang telah bernikah, kerana ia mengajarkan kita bahawa pernikahan bukan sahaja sebagai penyatuan dua jiwa, tetapi juga menyatukan tujuan-tujuan dalam kehidupan menjadi satu visi dalam memaknai sebuah pengorbanan dan pemberian,  supaya tetap bersama dalam mencapai redha Allah. Saya tidak mahu mengulas panjang untuk buku ini kerana ia akan menjadi lebih seronok  jika anda sendiri yang membacanya. Buku ini boleh dibeli di ImanShoppe. Selamat membaca !

“Kalau kita terus menerus mencari yang terbaik. Mungkin, kita tidak akan pernah selesai membanding-bandingkan. Kata guruku, tidak ada yang benar-benar terbaik, yang ada hanyalah yang bersedia untuk terus memperbaiki dan diperbaiki.

Lalu bagaimana kita bisa menentukan? Kata guruku, dasarnya adalah kecukupan. Manusia bisa jadi memiliki ratusan piring makanan dalam satu meja makan, tapi dia hanya akan bisa menghabiskan beberapa saja.

Ambilah secukupnya. Karena yang cukup itulah justru yang bisa memberikan kenyamanan. Bisa memberikan ruang gerak untuk terus tumbuh, untuk terus memperbaiki diri. Pada akhirnya memang kita hanya perlukan yang cukup.”


Berminat untuk siarkan ulasan buku anda  ? Hantarkan kepada Konfess Buku melalui link ini. Artikel anda akan disiarkan di laman web dan media sosial Konfess Buku.

Jangan lupa untuk Like / Follow  Konfess Buku di :

Facebook  : Facebook.com/konfessbuku
Instagram  : Instagram.com/konfessbuku
Twitter       : Twitter.com/konfessbuku

#konfessbuku
#MalaysiaMembaca


Syafiyullah Yahya
Syafiyullah Yahya

Seorang  IT Professional yang suka membaca, menulis dan berkongsi tentang buku.

Articles: 7